Saturday 23 May 2015

Masker Berkacamata Chapter 4 | KakaObi | Naruto

Title : Masker Berkacamata.
Tokoh Utama : Obito Uchiha (Uke) dan Kakashi Hatake (Seme).
Pairing : KakaObi. (mungkin ada SasuNarunya :p )
Anime : Naruto
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Chapter : 4 -Untuk apa manusia hidup?-
Summery :
"Tapi Kakak senang melihatmu bahagia. Kau diurus dengan baik oleh pacarmu, dan temanmu yang lainnya. Maaf... Maafkan Kakak karena tidak bisa membahagiakanmu, Naruto" Kata Kakak sambil menundukkan kepala.
"Nii-San jangan bicara seperti itu. Selama ini Naru bahagia bersama Nii-San. Maafin Naru kalo selama ini Naru jarang bersama Nii-San. Naru hanya-..." Lagi-lagi kata-kataku terpotong. Nii-San langsung memelukku.
...................................................
T
R
I
V
I
A
TRIVIA : Chapter ini sudah tidak flashback.
...................................................
*Naruto POV*
"Ngghh..." Aku berusaha membuka mataku.
"Um? Dimana Aku?"
|||||Lain Tempat|||||
*Kakashi POV*
"Hangatnya" Kataku.
"Enghh.... Hentikan itu, Kashi-Baka!" Suruh Obito.
"Suruh siapa Kau menginap dirumahku"
"Huft..." Desah Obito.
"Hehe..."
"Berhentilah memelukku, Kashi-Baka!" Rengek Obito.
"Tidak mau. Kau masih untung Aku peluk. Sebenarnya Aku mau yang lebih" Kataku.
"..." Obito terdiam.
><><Rumah Sasuke><><
*Naruto POV*
"Oiya ya. Aku lupa kalo Aku sedang menginap dirumahmu Teme" Kataku sambil menggaruk kepalaku yang tak gatal.
"Hah Kau ini. Aku mau mandi dulu ya" Kata Sasuke sambil turun dari tempat tidur.
Selama Sasuke mandi, Aku membereskan tempat tidur.
#5 menit kemudian#
Sasuke keluar dari kamar mandi.
"Sekarang Kau cepat mandi. Lalu bawa makanan untuk Kau dan Kakakmu, Nagato" Kata Sasuke.
"OK".
~~~Setelah selesai mandi dan membawa beberapa makanan~~~
"Haha... Mungkin Kakak merindukanku" Kataku.
"Itu pasti. Kakakmukan sangat menyayangimu" Kata Sasuke.
"Ayo! Naik ke mobilku!" Lanjut Sasuke.
"Hum!" Kataku sambil menganggukkan kepalaku.
•••Kolong Jembatan•••
"Nagato-nii!" Teriakku.
"Umh? Naru? Kau sudah pulang ternyata" Kata Kakakku.
"Hum! Ini makanan untuk Nii-San" Kataku sambil menyodorkan makanan.
"Arigatou"
"Hm! Hm! Jangan berterima kasih padaku!" Kataku sambil menggelengkan kepalaku.
"Berterima kasihlah pada Sasuke" Lanjutku.
"Hehe... Dimana Sasuke?" Tanya Kak Nagato.
"Oh. Dia lagi di toilet umum" Jawabku.
"Souka"
"Ayo makanlah Kak! Kakak pasti laparkan?"
"Hm.. Baiklah"
-_-_-Setelah selesai makan-_-_-
"Um... Naru?"
"Ya?"
"Kau sekarang lebih senang bermain dengan mereka ya?" Kata Kakak.
"Mak-.." Kata-kataku terpotong.
"Tapi Kakak senang melihatmu bahagia. Kau diurus dengan baik oleh pacarmu, dan temanmu yang lainnya. Maaf... Maafkan Kakak karena tidak bisa membahagiakanmu, Naruto" Kata Kakak sambil menundukkan kepala.
"Nii-San jangan bicara seperti itu. Selama ini Naru bahagia bersama Nii-San. Maafin Naru kalo selama ini Naru jarang bersama Nii-San. Naru hanya-..." Lagi-lagi kata-kataku terpotong. Nii-San langsung memelukku.
"Naru... Teruslah hidup dengan senyum ya. Sasuke dan temanmu yang semuanya baik. Jadi, jangan kecewakan mereka ya, Naru?"
"Baiklah, Nii-San. Tunggu! Itu seperti kata-kata terakhir? Ja-jangan bicarakan itu lagi" Kataku sambil melepaskan pelukanku.
"Hum..." Kata Nii-San sambil memelukku kembali.
Tak lama kemudian, Sasuke datang.
"Wah... Kakak dan Adik yang sangat akrab. Hehe..." Kata Sasuke.
"Hehe... Um... Sasuke..." Kata Kakak sambil melepaskan pelukannya.
"Iya?"
"Tolong jaga Naru ya" Pinta Nii-San.
"Hum. Itu sudah menjadi kewajibanku sekarang" Jawab Sasuke.
"Baguslah. Ano... Aku pergi dulu ya. Terima kasih makanannya." Kata Nii-San.
#Setelah Nagato pergi#
"Memangnya Kakakmu itu mau pergi kemana?" Tanya Sasuke.
"Entahlah. Oiya! Aku mau menyusul Kakak ya"
"Mau apa?"
"Entahlah. Tapi ini kemauan 'hatiku'"
"Kalau begitu Aku ikut"
"Ayo!"
...............................................................
"NIII-SAAN!!" Teriakku.
"Nii-San dimana ya?"
"Naru! Coba lihat itu!" Kata Sasuke sambil menunjuk sesuatu.
"Ada apa dengan benang itu?"
"Itu kelihatannya emang benang. Tapi kalo dilihat dengan teliti, itu rambut." Jelas Sasuke.
"Iya benar itu rambut, dan warnanya merah. Apa jangan-jangan..." Kataku khawatir.
Aku berlari menuju tempat itu. Disini memang sepi. Dan setelah Aku sampai dimana rambut itu berada, ternyata itu Kakakku! Tapi, kenapa dibibirnya ada darah?
"Nii-San? Nii-San berkelahi?"
"Ti-tidak... Naru..." Kata Nii-San terbata bata.
"Lalu kenapa?"
"Itu tak penting Naru! Ayo kita bawa Kakakmu ke rumah sakit!" Kata Sasuke.
"Hum!" Kataku sambil mengeluarkan air mata.
°•°•°Konoha no Hospital°•°•°
-Ruang Tunggu-
"Nii-San..." Kataku sambil menangis.
Sasuke mengeluarkan HP dan menelpon Kakashi.
"Kakashi?" Kata Sasuke.
"Iya? Ada apa Sasuke?"
"Bisakah Kau ke rumah sakit konoha? Kakaknya Naru masuk rumah sakit"
"Loh? Emangnya Nagato sakit apa?" Kata Kakashi kaget.
"Penjelasannya nanti saja! Cepat kesini dan bantu Aku menghibur Naruto!"
"Baiklah!"
Telponpun dihentikan.
"Tenanglah Naru. Kakakmu pasti selamat. Tenanglah." Kata Sasuke menenangkanku, sambil memelukku.
"Hiks... Hiks..." Aku hanya bisa menangis dan membalas pelukan Sasuke.
Tak lama kemudian Kakashipun datang sambil menggendong Obito.
"Gimana keadaan Nagato?" Tanya Kakashi begitu tiba di rumah sakit.
"Belum ada pemberitahuan. Dokter masih melakukan tugasnya" Jawab Sasuke.
"Souka"
"Naru? Kaukah yang menangis?" Tanya Obito.
"Iya Obito" Jawab Sasuke.
"Naru, jangan menangis. Kakakmu akan baik-baik saja" Hibur Obito.
"Hiks... Hiks..."
"Lebih baik kita berdoa supaya Kakakmu selamat ya Naru" Kata Obito lagi.
"Obito benar Naru. Kita sebaiknya berdoa supaya Kakakmu sembuh" Kata Sasuke.
Beberapa menit kemudian, Dokterpun datang
"Kalian keluarganya Nagato?" Tanya Dokter pada kami.
"Iya" Jawab Dokter serempak.
"Maapkan kami. Tapi Nagato tidak terselamatkan" Kata Dokter, menyesal.
"Ba-bagaimana bisa? NIII-SAAN!! DOUSHITE?!" Teriakku. Air mataku semakin deras mengalir.
"Maapkan kami. Tapi sepertinya Nagato tidak pernah pergi berobat" Kata Dokter.
"Maksudnya? Nagato punya penyakit?" Tanya Kakashi.
"Nagato menyadap penyakit kanker jantung yang sudah mencapai stadium 4" Jelas Dokter.
"..." Semuanya terdiam terkecuali Naru yang terus saja menangis.
"Aku harus menemui Kakak" Kataku.
Aku langsung berlari menuju ruangan dimana Kakakku berada. Nii-San telah ditutupi oleh kain berwarna putih.
"Kakak... Hiks... Kenapa? Kenapa Kakak meninggalkanku?!"
"Naru! Biarkanlah Kakakmu pergi dengan tenang!" Kata Sasuke.
PLAKK!!
Aku menampar Sasuke.
"Kenapa Kau bisa berkata seperti itu huh?! Kau tidak mengerti perasaanku SA.SU.KE!!"
"Sekarang dengarkan Aku. Disini, bukan hanya Kau yang menderita. Obito, Dia kehilangan penglihatannya. Kakashi, Dia kehilangan Ibunya. Dan Aku.... Aku yang paling mengerti perasaanmu. Aku juga kehilangan Kakakku!"
"Te-teme..." Kataku tak percaya. Aku merasa tidak enak sudah mengatakan bahwa Sasuke tidak mengerti perasaanku.
"Maafkan Aku" Kataku sambil memeluk Sasuke.
"Tenanglah Naru. Sekarang Kau tidak sendirian. Ada Aku, Kakashi, dan juga Obito"
"Terima kasih Sasuke. Terima kasih semuanya"
---Pemakaman---
Setelah Nagato sudah dimakamkan.
Naruto's mind : "Nii-San, Aku masih ingat kata-kata terakhir Nii-San. Dan Aku... Aku akan menganggap itu sebagai janjiku padamu, Nii-San".
 
TO BE CONTINUED.

Mind to comment?
 Jump to Chapter :

No comments:

Post a Comment